I
Masihkah kau ingat, buih yang menjelang di bibir pantai, ombak dan pantai silih memberi salam?
Tersiat sayat ku di pinggiran air, menunggu cahaya menjalur dari langit suatu pagi dalam kabus yang kelam,
Menantimu dalam debaran, membawa Kembali sebuah karangan, harapan dan cinta dari laut biru
II
Adapun kilat dan petir yang menggentar dada, adalah sekejap di tepi penanti
Kita tahu takdir tidak selalu belas kepada kita, gelora dan taufan dari samudera bahkan mengejar-ngejar kita ke tebing perpisahan
Antara setia dan kasihku, terus menantimu pulang pada dinihari – dalam doaku, ku ucap-ucap harapan supaya hari akan terus baik padaku; supaya kamu akan selamat menempuh badai dan angin, Kembali aman di sisiku
III
Perahu yang membawamu, telah karam di lautan mana. Dalam kasihku yang silih berganti dengan kesal dan rindu, aku biarkan segalanya melepas bersamamu ke lautan dalam, biarkan sengsara tenggelam ke jurang terdalam bersama rahsia-rahsia dan mimpi
Merindui bayanganmu, biar berpuluh dekad berlalu, biar sehingga hapus jasadku – hanyalah suatu penantian.
IV
Dalam lelapku, layarmu Kembali melabuh dalam warna-warna derita. Gelora-gelora dan gelombang bergulung tenang, menyambutmu yang masih belum kunjung pulang. Dalam hujung rinduku; kuhela nafas hanyut menjadi gelombang – hilang di persada karang.
No comments:
Write curses