Showing posts with label Poem. Show all posts
Showing posts with label Poem. Show all posts

26 November 2016

Pada Hari Kelahiranku

Pada hari kelahiranku
Aku menanggung haru harum kasturi dan nista duri,
Bersimpuh pada pundak antara dua sayap malaikat
Berkegeyantangan, bergaul dua warna dari dua lautan berbeza

Waktu semalam dan masa depan
Bersempadan angka pada hari ini
Antara karang-karang tegar yang kuinjak
Dan beribu lagi langkahku menuju cakerawala

Aneh sekali, dalam tahun keduapuluhtujuhku beredar berkeliling mentari,
Kau juga masih satunya yang kugemari
Kau juga satunya keindahan yang pernah kumiliki

Pada hari kelahiranku,
Aku menghitung berapa hayatku telah berlalu di muka bumi
Dan berkira akan tiba ajalku berapa lama lagi.

29 October 2016

Memori Basah Hujan

Hujan merangkulku
Memori dalam pantulan
Sepi dalam kedinginan
Bergulir-gulir ke lubuk kelong;
rasa basah




Bau rumput yang ditimpa hujan
padang yang telah rindu didakap kelembapan
Mengungkap bahasa cinta alam, bermain di kelopak runcing bunga dan dedaunan gersang




Ini mimpi silam sebuah zaman bahagia
Bila redup awan merundung cahaya suria
Wajah pucat pasi dititis air langit
Lecah di kaki; lumpur di kulit.



Bahtera Cinta

Layar merah jambu
Kain baldu di belikatmu,
Lepas terus berkibar, dipuput bayu.


Aku, sang pencinta yang cemburu.


Kau berlayar, meninggalkanku di penanti
Antara cahaya yang menjalur semusim pagi
Membakar panahan di mata kaca,
Menggulung cinta di ombak sepi.


Tiba harinya camar kembali ke pantai
Kau masih belum mengerti, betapa telah aku terlewat
Mengisi hari-hariku, menantimu, belum pernah kembali
Menyisir cinta, merincih sunyi, biar lupus digelung mimpi.


Sepertinya kau tidak akan menepi,
Kau - tidak pernah mengerti.





Bedaduz
Seminar Bahtera Cinta, Universiti Malaya
29 Oktober 2016





18 October 2016

Kata kau pulang

Kata kau pulang, menghinggap di jendela. Dari kaca berbalam, pancaran ungu menusuk terus ke atas birai dan tilam.


Desa ini telah lama beradu, menunggu tibamu. Asyik, senyummu kugumpal lalu kubiar kata terus terkubur. Mari, kita rasai hati tanpa sebarang bicara.


Dari pergantungan penjuru bilik, angin surut dari putaran bilah di bumbung.


Bila kau menangis, tiada lebih indah bila kau perlukan aku untuk menghiburmu. Maka aku lakarkan kisah perdu dusun-dusun, sebuah desa di sebalik gunung dan layangan langsir merah jambu membelai wajahmu


Rindu yang membawamu kembali, telah lama mencengkam dadaku.


Jangan pergi lagi, bila sebuah lagi lembaran kita singkap. Kau terbang sewaktu senja mula melabuh, terus ke hujung horizon rata. Aku tutup jendela perlahan-lahan, di sebalik kaca gelap, mataku berkaca.


Terbanglah kau kasih, masakan bisa kumengurung sepasang sayap bidadari.

17 October 2016

Dua Uncang Teh


Dua uncang teh, menari dalam kole
Tali uncangnya menambat ke sudu besi
Betapa lucu, kelat air tehnya – hitam

Kau dan aku, dua uncang teh menari dalam kole
Tali hidup kita terikat ke takdir sendiri
Tambahkan susu – kelak kita tahu, hitam bukan selamanya sepahit jadam

Dua uncang teh, menari dalam kole,
Buat penghibur fikirku di malam hari
Biarkan pekatnya melarut, sehitam malam.

08 October 2016

Sesaat Lagi

Kilauan rindu berarak, berlapisan ke syurga ketujuh
Gema gempita dari langit menurutku untuk bertingkah
Antara lindap yang mencengkam mimpi, menggumpal jiwa kepada awan-awan malang,
Merundung jendela terbuka, menggenggam wujudmu dariku

Izinku merangkul tubuhmu ke dalam jasadku
Biar mimpi yang meresap ke sanubari, menjadi hakikat
Sedang kumengucap sebuah harap di jurang hamparan rindu
Mengimpi kau akan terus mampir, mendekat

Waktunya kita bertemu, terlewat – senjanya telah menjadi malam
Mimpiku yang kusimpan untuk masa depan, dibunuh cintamu yang kaubawa dari masa silam
Kalau kita bertemu lebih awal dari detik kau merelakan hatimu kepadanya,
Mahukah kau duduk di sampingku kini, menyulam masa depan denganku?

Tinggallah lagi denganku, satu jam lagi. Jika itu terlalu panjang untukmu, sesaat buatku sudah memadai
Berikan aku satu saat lagi, untukku ucapkan selamat tinggalku.
Apa yang kau kejarkan, sedang hujan di luar masih renyai?
Satu hari nanti juga, kau akan pergi terbang jauh dariku
Cukuplah untuk masa yang sekejap ini, memegangmu erat – aku rasa bagai kau milikku.  



Hey, we've just launched a new custom color Blogger template. You'll like it - https://t.co/quGl87I2PZ
Join Our Newsletter