13 November 2015

DESA DI SEBALIK GUNUNG




 Bait lagu, dalam untaian leluhur akar asal usul
Telah bersabda seribu satu tamu
Mengunjung relung, mengejung tubuh
Beribu tahun usia lamanya, khabar lebih tua dari umur

Kau katakan padaku mimpi-mimpi indah dari lembah
Langit yang dicoret cahaya, hujan turun ke lembangan yang basah
Nafiri bertiup, sambil kaki diinjak ke tanah lecah,
Gendang dipalu, gerakan tangan dan kaki tidak bersanggah.

Pepohonan mahogani kanopi hijau,
Dipagari batang-batang kempas, dahomal dan malau
Anak-anak kecil bermain di pinggiran danau
Dan orang-orang tua yang dadanya tidak dikunjung risau.

Inilah syurga di telapak dunia
Angin yang berhembus dari puncak yang luka
Setiap titisan dari langit yang terbuka mengabar gembira
Kepada seluruh jiwa di desa

Aku bertanya di sudut mana
Kita melihat dan menelek rahsia
Ada cerita dan khabar-khabar gembira
Dalam hikayat, pantun dan syair, baris-baris seloka

Terbang, rayap, golek, layang
Kemarilah bersembunyi jiwa-jiwa yang walang
Esok, lusa kelmarin dan semalam
Sudah tidak ada maknanya di sini bila berkunjung malam.



Bedaduz,
Sri Kembangan.

No comments:
Write curses

Hey, we've just launched a new custom color Blogger template. You'll like it - https://t.co/quGl87I2PZ
Join Our Newsletter