Bait lagu, dalam
untaian leluhur akar asal usul
Telah bersabda
seribu satu tamu
Mengunjung
relung, mengejung tubuh
Beribu tahun usia
lamanya, khabar lebih tua dari umur
Kau katakan
padaku mimpi-mimpi indah dari lembah
Langit yang
dicoret cahaya, hujan turun ke lembangan yang basah
Nafiri bertiup,
sambil kaki diinjak ke tanah lecah,
Gendang dipalu,
gerakan tangan dan kaki tidak bersanggah.
Pepohonan
mahogani kanopi hijau,
Dipagari
batang-batang kempas, dahomal dan malau
Anak-anak kecil
bermain di pinggiran danau
Dan orang-orang
tua yang dadanya tidak dikunjung risau.
Inilah syurga di
telapak dunia
Angin yang
berhembus dari puncak yang luka
Setiap titisan
dari langit yang terbuka mengabar gembira
Kepada seluruh
jiwa di desa
Aku bertanya di
sudut mana
Kita melihat dan
menelek rahsia
Ada cerita dan
khabar-khabar gembira
Dalam hikayat,
pantun dan syair, baris-baris seloka
Terbang, rayap,
golek, layang
Kemarilah
bersembunyi jiwa-jiwa yang walang
Esok, lusa
kelmarin dan semalam
Sudah tidak ada
maknanya di sini bila berkunjung malam.
Bedaduz,
Sri Kembangan.
No comments:
Write curses