“Setiap orang punya impian, impian itu yang bisa meneruskan kehidupan ini. Impian dinda adalah untuk mendapatkan cinta sejati.”
“Jika patah sayap rajawali, bertongkat jua kanda ke mari”
“Adinda anggap sebagai janji.”
- Puteri Gunung Ledang
Yang tajam itu tidak semestinya berbentuk tirus. Yang gembira itu tidaknya bulat.
Yang datang meresap perlahan-lahan, menyelinap di celahan jendela jiwa langsung menyusup ke dalam relung dada, adalah sesuatu yang tidak berbentuk.
Kalau kita boleh mentafsir dan mencerakin setiap rasa kepada juzuk kecil terasnya, segalanya tidak mempunyai jirim yang jitu, terapung bagai nebula dalam awan rasa.
Sesuatu yang indah, terbit dari hati adalah sesuatu yang tidak dapat difahami dengan minda. Dan sesuatu yang dirasa dalam hati hanya dapat difahami dengan hati.
Adapun kita tidak pernah mampu melihat apa-apa yang merasuk dan bermain di dalam dada, berzaman-zaman lamanya kita mengerti setiap perasaan itu, menukil-nukil apa yang kita rasakan ke atas kertas, mengagumi rasa tersebut sebagai ilham dari Tuhan.
Setiap pukulan mimpi, kecewa yang bertinggung di puncak hati, atau rasa-rasa cinta yang merekah merah, meski sifatnya wujud, tetapi bukan seperti yang dapat kita simpulkan kepada bentuk-bentuk hakiki. Dalam lembut wujudnya, sifatnya yang tiada sisi, atau hujung atau pangkal, dan tiada warna warni, adalah sesuatu keindahan yang paling mengagumkan dalam sanubari.
Dan keindahan itu, terkadang membawa kita pergi lebih jauh, lebih tinggi dalam kewarasan dan kesedaran kepada hakikat-hakikat kehidupan, walaupun dengan sifatnya yang tidak sempurna. Dan waktu itu, baru mungkin kita temui, bahawa yang tidak berbentuk itu boleh jadi suatu keindahan yang luar biasa.
Jurnal 12 November - Menyapu
5 days ago
No comments:
Write curses