- By'U, Kau Idamanku
This hits me hard. 10 gunung. 3 puncak elit G7. Langit biru,
gunung yang mencakar angkasaraya. Dari hutan dipterocarp yang menyimpan
khazanah pepohonan kayu berakar tunjang kepada
hutan Ericaceous pada aras 1500 meter dari paras laut yang ditumbuhi lumut dan periuk
kera.
Malam dingin bersalut suhu beku banjaran, dada langit yang
dihiasi permata. Dari tebing curam merasakan angin berhembus memadamkan
keinginan dan harapan. Kelana dari satu puncak gunung ke puncak yang lain
merentasi rabung dan permatang, lembah di tebing sungai yang sunyi, dan hutan
buluh yang berceracak dan tumbang secara rawak.
“Not all who wander are lost.”
Namun kita mengembara juga dalam belantara, untuk muncul
semula kita harus pernah hilang. Dan saya kira, untuk memadamkan dia dalam ingatan
juga saya harus hilang, meninggalkan kenangan pada setiap tapak langkah. Saya harus memasuki daerah hutan, mendaki gunung-gunung
ini untuk menemui apa yang telah pergi dan untuk meninggalkan apa yang sudah
tidak diingini; kekuatan dan memori.
Lautan biru tempat bermain di gigi air, melihat hidupan
akuatik menari di pinggiran sampan sewaktu bulan pernama mengambang. Dari kejauhan
petir menyambar, bersama kerlipan api yang membelah kegelapan malam.
Berhari-hari lamanya sewaktu mengembara, keindahan alam
membuatkan kita lupa seketika. Bersama teman-teman yang menjadi saudara, sama beribukan
pengalaman dan berbapakan kesukaran menempuh derita sehingga ke hujung denai
belantara, bagai meniti syurga di atas dunia.
Tapi bila kita pulang
semula, sewaktu terfikir bahawasanya alam telah melahirkan kita dengan
pemahaman yang baru, sewaktu melelapkan mata bayangnya juga yang kita nanti. Dalam
kepala hanya memorinya yang meniti sel-sel neuron, hati berdegup kencang kembali dibakar mimpi.
Biarpun beribu gunung didaki, tujuh lautan diselami, beribu batunya dijejak kaki, ternyata
emosi itu terlalu berani dan mandiri di dalam hati. Sekerasnya kita melawan
keinginan, sekerasnya juga keinginan membolak kembali. Kita senyum mencuka
sendiri. Api asmara tidak mampu dipadam hembusan beku angin dari 7 puncak pergunungan, takkan bisa dipadam simbahan 7 lautan.
“Siangku semakin kelabu, malamku makin tak menentu,
Lidahku jadi kelu, hanya kau saja idamanku.”
Dia, takkan tahu.
Terima kasih untuk memori yang dipetik lagu, By'U.
Terima kasih untuk memori yang dipetik lagu, By'U.
No comments:
Write curses