Bila bersamamu Tuan, gundah menjadi hanya aksara-aksara yang bertamu bagai olengan ombak yang bakal berlalu
Dalam denyut ombak kita temukan emosi, bersatu bagai pukulan gelombang mencumbu pantai
Dan aku, bila bersamamu, terang bintang merah di dada langit
Terasa seribu keindahan datang menjelma menjadi prosa-prosa,
Bicara cinta,
Dan tunduk maluku kepada alam dalam takjub yang menakluk.
Pagi tadi, sambil mentari menggaris wajah merah ke muka kita,
Kau menjadi keindahan dan cinta yang masih tertinggal setelah pagi tiba
Aku pingin bertamu kembali
Dalam lenamu yang indah
Dalam leluhur beribu zaman lamanya
Dalam kerdipan gigih menentang akan terik suria
Berperi-peri dalam pekat malam menyaksikan mimpi menjadi langit permata
Dan lautan luas terbentang menjadi saksi kepada pertemuan kita sewaktu fajar cuba memisah aku dan sinarmu.
Aku cinta kepadamu, wahai Tuan.
Jurnal 12 November - Menyapu
4 days ago
No comments:
Write curses